Okay kali ini adalah petualangan yang sangat menguji kesabaran saya dalam sebuah perjalanan seharian yang panjang demi mencapai suatu destinasi yang katanya ‘Santai Banget’ itu. Karena setelah seru seruan ber-adventure ria island hopping di Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil alias kepulauan yang terdiri dari -/+ 80 pulau yang natural dan eksotis, saya harus menempuh total perjalanan -/+ 20 jam via air dan darat. Well, adventure is calling guys! So, let’s pack our bag and go!
I woke up at 6 am, siap-siap dan berangkat dengan menggunakan kapal kayu yang sudah setia menemani selama island hopping di Pulau Banyak. Jam 7 pagi saya sudah berada di dalam kapal, sarapan pagi dan ngopi sambil jalan menuju ke daratan Aceh Singkil. Perjalanan dari Pulau Balai ke daratan hanya membutuhkan waktu 3 jam dan sisanya adalah perjalanan darat yang membuat lutut saya pegal – pegal karena susah selonjoran di dalam mobil selama -/+ 16,5 jam menuju Banda Aceh. Itu sudah termasuk waktu istirahat, makan dan ngopi dalam perjalanan. Akhirnya, jam 3.30an dini pagi sampailah juga saya di Banda Aceh. Karena perjalanan belum selesai dan kapal feri yang menunggu jam 9.30 pagi nanti, saya berisitirahat sejenak di dalam hotel. Aaaahhhh, lumayan banget buat ngumpulin energy lagi untuk adventure nanti siang lagi! I cleaned myself up and put into a sleeping mode. Tidak lupa pasang alarm supaya tidak kebablasan.
Alarm berbunyi, saya siap-siap kembali, breakfast and go! Kapal Feri ternyata sudah nungguin kehadiranku. Kalau datang telat sedikit lagiii saja, saya tidak mungkin akan naik kapal feri ini. Pheeeew…. Saya pun berlari cepat-cepat dan mencari tempat didalam kapal. Ternyata tidak hanya membutuhkan waktu yang lama untuk sampai ke destinasi tujuan saya yang terakhir. Hanya 45 menit saja dan saya sudah menginjakkan kaki saya yang pertama kali dan merupakan rute terakhir dari petualangan saya on the sea and on the road direct from Pulau Banyak kemarin. Alhamdulillah…!
Sesuai dengan namanya ‘Santai Banget’, saya ingin sekali relaks dan menikmati alam yang ada di Sabang setelah menempuh perjalanan yang panjang. Yes, you’ve heard it! Sabang = Santai banget! Sabang adalah sebuah kota yang berada di Pulau Weh dan terdiri dari 5 pulau yaitu Pulau Weh itu sendiri, Pulau Klah, Pulau Rubiah, Pulau Seulako, dan Pulau Rondo; dan titik koordinatnya adalah 05o 46’ 28” – 05o 54’ 28” Lintang Utara (LU) dan 95o 13’ 02” – 95o22’ 36’ Bujur Timur (BT). Spesialnya, Pulau Weh yang berbentuk seperti sepatu kuda ini terletak di ujung paling barat Aceh dan ini mengartikan bahwa Pulau Weh adalah Indonesia paling ujung barat dan disebut sebagai ‘Titik Nol Kilometer Indonesia’. Menariknya Sabang berasal dari Bahasa Arab yaitu Shabag yang artinya gunung meletus. Sementara Pulau Weh yang dulunya dikenal dengan pulau emas ini juga berasal dari kata Aceh yaitu ‘pindah’- berdasarkan sejarah Pulau Weh, dulu merupakan sambungan atau bagian dari Pulau Sumatra hanya karena entah apa yang terjadi Pulau weh memisahkan dirinya; ada juga kabar yang beredar bahwa terpisahnya Pulau Weh akibat dari letusan gunung berapi pada saat itu. Kalau kalian mau iseng keliling Pulau Weh -yang terdiri dari 2 Kecamatan yaitu Kecamatan Sukajaya dengan 10 gampung (kampung) dan Kecamatan Sukakarya dengan 8 gampungnya- untuk tau sebesar apa pulaunya bisa menggunakan mobil tanpa henti dengan jalan aspal yang bagus selama -/+8 jam.

Kota Sabang, Pulau Weh

Alright, I only had 2 days there, so I didn’t want to waste my time. Here were the lists of places that I have been.
1. Pantai Sumur Tiga.
Dalam Bahasa Aceh disebut Moune Lee. This beach is very natural and peaceful. Entah kenapa saya merasakan sensasi hippie vibe disini. Pohon kelapa begitu padat, pasir putih yang menggoda, air laut yang berwarna biru bersih, aaaahh ditambah suasana yang begitu santai. Rasanya ingin baringan diatas pasir menikmati suasana damai diiringi matahari yang bersinar cerah. Dinamakan Sumur Tiga karena sumurnya memang ada 3 loh. Nah, sumur yang ketiga ini, saya cobain airnya karena walaupun letak sumurnya dekat dengan air laut tapi rasa airnya tawar. Kalau ke pantai ini, kamu harus wajib cobain ini!
Pantai Sumur Tiga
Pantai Sumur Tiga
Sumur ke tiga di Pantai Sumur Tiga
Sumur ke tiga di Pantai Sumur Tiga
2. Benteng Pertahanan Jepang
Di Kampung Kramat, Pantai Tapak Gajah terdapat Benteng Pertahanan pantai peninggalan Jepang sekitar tahun 1942 yang zaman dulunya dilengkapi dengan Meriam anti kapal perang. Benteng tersebut dibangun untuk persiapan perang Asia Pasifik. Tapi sekarang meriamnya sudah tidak ada. I don’t know how it’s gone. Tapi saya suka banget photo dari dalam ruangan dengan dinding yang berlubang menghadap ke lautan guna untuk mengintai musuh. Rasanya kalau punya kamar ditepi pantai dengan jendela yang bisa menghadap laut seru kali ya. But anyways ini bekas perang zaman dulu and I don’t want it to happen again. Ever! Semoga tidak ada perang di Indonesia di masa-masa depan dan Indonesia adalah tempat tinggal penuh kedamaian, cinta kasih, dan penuh keunikan.
Benteng Pertahanan Jepang
Benteng Pertahanan Jepang
Benteng Pertahanan Jepang
Benteng Pertahanan Jepang
3. Danau Aneuk Laot
Aneuk laot ini memiliki arti anak laut mungkin karena bentuknya seperti laut namun kecil. Sepertinya pertanda baik selalu ditunjukkan dengan kehadiran pelangi. Ah, thank you so much Allah SWT J. Memang Sabang sempat gerimis dan berhenti lagi. Biasanya masyarakat lokal suka memancing di danau ini. Okay, moving on to the next trip!
Danau Laut Tawar
Danau Laut Tawar
Dengan latar belakang pelangi
Dengan latar belakang pelangi
4. Gunung Labu
Ada yang sudah pernah kesini? Kalau ingin photo pemandangan Pulau Weh atau Sabang silahkan kesini dan potret keindahan lanskapnya. Well, kalian harus sedikit trekking melewati rumput hijau dan batu batu yang bertebaran secara alami. But, it’s worth it!

Shot From Gunung Labu

5. Graffiti Wall
Bukan ke Sabang, kalau kita tidak berhenti dan mendokumentasikan dinding mural atau graffiti yang cantik, kreatif, dan bertema warna Indonesia. Keren banget deh! And I love love love it! Sangat cerah, berwarna dan cocok banget dengan Indonesia. Oh ya, graffiti ini terletak persis di Stadion Sabang Merauke, Jalan Haji Agus Salim. Jadi mudah sekali untuk ditemukan.
Stadion Sabang Merauke
Stadion Sabang Merauke
Stadion Sabang Merauke
Stadion Sabang Merauke
6. Pantai Gappang
Pantai ini menawarkan suasana santai dengan keindahan pantai yang bersih dan natural. Pasir putih, lautan biru, dan jangan lupa cobain ayunan yang terikat dipohon-pohonnya ya! Jadi ada tali ayunan yang pakai tali saja atau dengan ban. Saya cobain pakai yang tali saja. It was fun! Tapi ya saking keasikannya saya jadi salah urat di bagian tangan hahaha You have to try this and take a picture sembari ayunan! Ini adalah agenda wajib kalian ketika berlibur kesini ya! Haha
Pantai Gappang
Pantai Gappang
Pantai Gappang
Pantai Gappang
7. Monumen Kilometer 0 Indonesia
Nah, nah , nah ini yang menjadi super wajib ketika kalian menyambangi Sabang. Hah, rasanya seperti ada yang kurang kalau kalian tidak kesini. Pada saat saya kesana, Monumen Kilometer 0 Indonesia sedang di rekonstruksi. Lokasinya ada di Desa Iboih Ujong Ba’u, Kecamatan Sukakarya. Tapi tidak apa-apa yang penting saya sudah pernah menginjakkan kaki disana dan berphoto ria. Pemandangan disana juga tidak kalah bagus. Monumen Kilometer Nol ini mempunyai simbol yang sangatlah penting dan bagus yaitu sebagai pemersatu Indonesia dari Sabang, Aceh sampai Merauke, Papua. Wow, kalau mengingat symbol ini, seketika membayangkan negara Indonesia kita yang sangaaaat lah unik. Daaan saya langsung teringat dengan lagu ‘Dari Sabang sampai Merauke’. Aaahhh, saya bangga hidup di Indonesia.
Selain Monumen yang sedang dalam pembangunan, ada juga Tugu kilometre Nol pada era Belanda yang harus kalian kunjungi juga yaitu Tugu 0 KM di Jalan Ponorogo, Gampoung Kuta Ateuh.
Monumen 0KM yang sedang direkonstruksi
Monumen 0KM yang sedang direkonstruksi
Shot from Monumen 0 km Indonesia
Shot from Monumen 0 km Indonesia
Monumen 0KM Indonesia
Monumen 0KM Indonesia
Tugu 0KM Indonesia
Tugu 0KM Indonesia
8. Sabang Hill
Bukit ini terletak di daerah Kampung Bawah Barat, jurung Kebon Merica. Spot ini juga asik untuk mengambil photo lanskap Pulau Weh atau Sabang.

Shot from Sabang Hill

9. Pulau Rubiah
Saya sempat nyobain snorkelling di Pantai Pulo Rubiah. Sebelum sampai disana saya sempat mengitari indahnya bawah laut dengan menggunakan glass bottom boat yang saya naiki dari Pantai Tepin Layee. Sebenernya sensasi petualangannya sangat kurang tetapi ketika lautnya dihiasi dengan ubur-ubur liar yang berwarna coklat sebanyak ribuan yang tiba-tiba berenang bebas menuju bibir Pantai Pulo Rubiah, uuuuuwh seketika perjalanan menjadi tampak menarik karena ubur-uburnya ada dalam berbagai macam ukuran! Saya sempat berhati-hati sekali ketika mau nyampai ke salah satu titik spot snorkelling yang katanya sih ada mobil ditenggelamkan sengaja asik buat photo-photo underwater. Tapi yah apa daya those jellyfishes were like thousands!!! Jadi melipir balik lagi deh. Nah, Pantai Pulau Rubiah ini wow! jaman dulunya merupakan tempat transit dan asrama Haji ketika orang –orang akan menunaikan ibadah haji ke Mekkah via perjalanan laut. Luar biasa! That would be such an adventure!
Glass bottom boat
Glass bottom boat
Ubur-ubur Coklat
Ubur-ubur Coklat
Saya sangat menyukai Kota Sabang beserta Pulau Wehnya. Benar-benar kota yang hijau! Sangat bisa dijadikan percontohan untuk kota-kota lain, sama seperti di Kota Banda Aceh dimana kotanya sangat asri dan hijau. Saya sangat jarang sekali menemukan Kota yang seperti itu di pembangunan-pembangunan daerah lainnya. Please, sama-sama kita bangun dan melestarikan rumah kita Indonesia menjadi daerah yang hijau yang nyaman untuk kita tinggali bersama.

Kota Sabang, Pulau Weh yang HIJAU! and I LOVE it!

Once again, Aceh blows my mind! I LOVE ACEH! Seperti yang telah saya bahas di artikel sebelumnya, yang mana saya pikir Aceh itu adalah daerah yang kompleks dan sulit disinggahi malah KEBALIKANNYA! Aceh benar benar menawarkan sensasi adventure yang natural. Dan yang natural ini harus dipertahankan! Masyarakat lokal yang begitu ramah, budaya yang kental, alam yang tidak tersentuh, ini adalah petualangan yang dicari oleh para adventurer diseluruh dunia. I am blessed! Terima kasih Aceh sudah memberikan kesempatan yang sangat luar biasa kepada saya untuk menambah pengalaman adventure saya. Ada suatu hal yang saya rasakan di Aceh. Saya benar-benar merasakan suasana yang adem, damai, santai yang menyenangkan, siap terbuka namun tidak meninggalkan ciri khasnya, intinya sepertinya saya tersihir selama mengalami petualangan disana. Alhamdulillah! Terima kasih sudah mau berkenalan dengan saya. Now, I know Aceh is wonderful!
For more information you may click the link here: www.indonesia.travel

Note from The Adventuress:
Always stay as a Conscious Adventurer with The Adventuress spirit of Peace, Love, Adventure, Nature, and Positivity or PLAN+ in short. With that, you wouldn’t want to harm the nature and destroy it. Rather you would want to explore the earth to learn its beauty as your private experience that will teach you to be a better person each day and value the wonderful creation of God.
Peace & Light,
The Adventuress
Back to Top